Minggu, 30 Desember 2007

KESEDERHANAAN ANGKA NOL

Posted by WAHYU KRISNANTO 07.43, under | No comments


Suatu hari, angka 0 hingga 9 mengadakan pertemuan untuk membahas rencana pelaksanaan program Matematika yang akan diselenggarakan di sebuah sekolah dasar. Untuk melaksanakan program Matematika tersebut, diperlukan seorang pemimpin yang diambilkan dari angka-angka tersebut. Setiap angka diberikan kesempatan untuk mengkampanyekan dirinya.

Angka 1: “Aku adalah angka terhebat, karena semua murid di sekolah ini ingin menjadi murid nomor 1”.
Angka 2 : “Sebenarnya akulah yang lebih hebat dari nomor 1, karena setiap murid terbaik di sekolah ini ketika diberikan penghargaan selalu mengangkat kedua jarinya membentuk V (victory) yang artinya kemenangan”.
Angka 3: “Dari kedua angka terdahulu (angka 1 dan 2), akulah yang terhebat. Umat Hindu selalu menyebut namaku untuk dewa junjungannya (TRIMURTI). Demikian pula dengan umat Katolik yang menyebut Allahnya sebagai Tri Tunggal Maha Kudus (Allah, Bapa dan Putera).
Angka 4: “Sebenarnya akulah yang terhebat, karena setiap murid di sekolah dasar ini ketika berkemah atau bepergian selalu berpedoman pada aku sebagai empat penjuru (Utara; Selatan; Timur dan Barat).
Angka 5: “Ha....ha......, keempat angka itu hanya bermimpi. Akulah yang terhebat, karena aku dipakai sebagai pedoman hidup dan bernegara bangsa Indonesia yaitu PANCASILA”.
Angka 6: “Sejujurnya akulah yang terhebat, karena Tuhan berkarya menciptakan dunia seisinya selama 6 hari”.
Angka 7: “Akulah angka terhebat, karena 1 minggu ada 7 hari. Tuhan berhenti berkarya menciptakan dunia pada hari ke 7”.
Angka 8: “Akulah angka yang hebat sebab seluruh penjuru mata angin ada 8 arah”.
Angka 9: “Wahai teman-temanku semua, walaupun engkau berkampanye menjadi yang terhebat. Akulah yang paling hebat, karena aku adalah angka terbesar di antara kalian”.
Setelah angka 1 hingga 9 mengkampanyekan dirinya, kemudian majulah angka 0. Angka tersebut maju ke mimbar untuk mengkampanyekan dirinya sambil berjalan tertatih-tatih dan berkata:
Angka 0: “Aku adalah angka yang tidak berguna. Aku hanyalah angka ikutan atau pendamping, bukan seperti angka-angka tadi yang sangat hebat, tetapi apabila aku dipasangkan dengan angka-angka hebat tadi (1 sampai dengan 9) maka semakin besarlah nilai angka tersebut. Semakin banyak aku didampingkan dengan mereka semakin besar nilainya”.

REFLEKSI:
Terkadang kita berpikir atau memiliki harga diri seperti angka 1 sampai dengan 9, yang merasa hebat dan hanya berpikir untuk diri sendiri. Kita terkadang berpikir untuk kesuksesan diri sendiri tanpa mau bersikap menjadi seorang pendamping yang akan “membesarkan” kemampuan atau ketrampilan teman atau bahkan bawahan/pegawai kita. Kesombongan atau keangkuhan kita melihat orang lain (entah teman kerja atau bawahan) lebih rendah kemampuannya dari kita, hanya akan mengecilkan kemampuan organisasi atau perusahaan kita.

Belajarlah kita seperti angka 0 yang berpikir selalu sebagai pendamping yang mau untuk melakukan pembelajaran bagi orang lain dan bekerjasama dengan orang lain sehingga dapat menciptakan kekuatan yang sangat dahsyat.

Sabtu, 29 Desember 2007

SELAMAT TAHUN BARU

Posted by WAHYU KRISNANTO 18.59, under | No comments

Sabtu, 22 Desember 2007

Posted by WAHYU KRISNANTO 21.58, under | No comments

MySpace Comments
Friendster Comments at GlitterBell.com
MySpace Christmas Comments


MET NATAL, SEMOGA DAMAI NATAL SELALU ADA DALAM SETIAP HATI MANUSIA

Selasa, 11 Desember 2007

INISIATIF , KUNCI SUKSES PEMIMPIN

Posted by WAHYU KRISNANTO 00.33, under | No comments

Salah satu faktor yang menentukan sebuah kesuksesan adalah
inisiatif. Seorang pemimpin yang berinisiatif tidak akan menunggu
sampai sesuatu terjadi; ia ikut andil dalam membuat sesuatu terjadi.
Ia tidak tinggal diam, melainkan melakukan sesuatu. Itulah salah
satu alasan mengapa beberapa orang memilih untuk mengikuti pemimpin.
Salah satu nilai penting yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah
inisiatif.

Dalam Alkitab, terdapat banyak sekali contoh orang yang berinisiatif
dalam menuntaskan tujuan Allah dalam hidup mereka. Misalnya, Daud
memilih Yoab sebagai jendral karena ia memiliki inisiatif. "Daud
telah berkata: 'Siapa lebih dahulu memukul kalah orang Yebus, ia
akan menjadi kepala dan pemimpin.' Lalu Yoab, anak Zeruya, yang
menyerang lebih dahulu, maka ia menjadi kepala." (1Taw. 11:6).
Yesaya juga berinisiatif untuk memberitakan Injil kepada
generasinya. "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: 'Siapakah yang
akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?' Maka sahutku:
'Ini aku, utuslah aku!'" (Yes. 6:8).

Inisiatif jelas merupakan sebuah kualitas dasar kepemimpinan.
Bayangkan jika ada sebuah badai salju di malam sebuah persekutuan
doa. Beberapa orang yang beriman datang ke gereja, membuka pintu
gereja, menyalakan lampu, dan menunggu pendetanya datang. Tanpa
sepengetahuan mereka, ternyata pendetanya terhambat oleh badai salju
dan berusaha keras agar mobilnya dapat bergerak. Ia meminjam sekop
dan menggali salju yang menutupi roda-roda mobilnya. Ia minta tolong
dua anak muda untuk membantu mendorong mobilnya, namun tak berhasil
jua. Mobilnya tak bergerak, dan ia semakin terlambat.

Sementara itu, di gereja orang-orang bertanya-tanya apa gerangan
yang terjadi pada pendeta mereka, dan duduk melingkar menunggu
persekutuan doa dimulai. Akhirnya, salah satu dari orang-orang itu
berdiri dan mengusulkan untuk menaikkan satu atau dua lagu pujian
sambil mereka menunggu. Ia pun kemudian memimpin pujian. Dalam
ilustrasi itu, tidak penting apakah orang itu pernah memimpin pujian
sebelumnya atau tidak; ia telah menjadi pemimpin saat itu. Ia
mungkin saja tidak kompeten dalam memimpin pujian. Ia juga mungkin
tidak tahu bagaimana memimpin pujian. Dengan mengambil inisiatif
untuk berdiri saja, ia sudah menjadi seorang pemimpin. Tidak peduli
ia memimpin pujian dengan baik atau dengan buruk, ia adalah
pemimpinnya. Inisiatif adalah salah satu tanggung jawab besar dalam
kepemimpinan.

Tentu saja, setiap orang Kristen harus berinisiatif dalam melayani
Tuhan. Tokoh-tokoh Alkitab yang tidak pernah dikenal sebagai
pemimpin, sangat diberkati dan dipakai Tuhan hanya karena mereka
melayani Tuhan secara spontan.

Ribka menjadi suami Ishak dan "ibu jutaan orang" karena ia
berinisiatif untuk melayani pelayan Abraham. Ia menawarkan air yang
ada di buyung, tidak hanya untuk pelayan Abraham, tapi juga untuk
onta-ontanya, yang dilakukannya adalah sebuah pekerjaan besar; dan
sikapnya itu membuatnya menjadi istri pilihan bagi Ishak (lihat Kej.
24:14-21).

Seorang bocah laki-laki memiliki peran penting dalam sebuah mujizat
besar karena ia berinisiatif menawarkan makan siangnya untuk
membantu memberi makan banyak orang yang kelaparan (lihat Yoh.
6:9-11).

Namun, teladan terbesar dalam Injil adalah Allah sendiri. "Simon
telah menceritakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya
kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari
antara mereka bagi nama-Nya" (Kis. 15:14). Jika Allah diam saja,
bangsa-bangsa itu tidak akan datang kepada-Nya, jadi Tuhan mengambil
inisiatif. "Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Rm. 5:8).
Mengambil inisiatif adalah sebuah karakter yang ilahi.

Pemimpin harus siap untuk berinisiatif di banyak bidang. Salah
satunya adalah dalam bidang pelayanan. Rasul Paulus memperlihatkan
hal tersebut dengan jelas. Kapal yang ditumpanginya menuju Roma
terdampar di Pulau Malta. Penduduk asli pulau itu ramah, "Mereka
menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah
mulai turun hujan dan hawanya dingin. Ketika Paulus memungut
seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah
seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit
tangannya" (Kis. 28:2-3). Di sini Paulus, seorang yang lebih tua,
mencari kayu untuk yang lainnya. Tidak diragukan lagi bahwa ia juga
sama lelahnya seperti yang lain, namun ia berinisiatif untuk
melayani yang lain, seperti yang Kristus telah lakukan saat Ia
menjadi manusia.

Pembimbing kelas Alkitab remaja di kota kami, seorang pemuda bernama
Mark Sulcer, adalah orang yang spesial. Ia mengantar para remaja ke
gereja dan acara-acara sekolah dengan mobilnya. Ia kemudian
membimbing mereka di kelas Alkitab. Ia selalu ada bagi para remaja
itu siang dan malam. Saya dapat melihat bahwa para remaja itu belum
pernah bertemu orang sepertinya dan sangat terkesan.

Ketika Natal tiba, dua remaja berencana memberi Mark sebuah hadiah.
Diam-diam mereka pergi ke pusat perbelanjaan dan mengatur semuanya.
Saat malam Natal, mereka memberikan hadiah yang telah mereka
persiapkan kepada Mark. Ia membuka kotak hadiah dan menemui sebuah
cangkir perak dengan tulisan: "Untuk pelayan teragung kedua di
dunia".

Teladan dan hidup Mark tertular kepada murid-muridnya dan memberikan
suatu pertumbuhan di daerahnya. Inisiatifnya berbuah.

Cara kedua mengambil inisiatif adalah mengambil langkah awal
rekonsiliasi. Ada dua contoh jelas dalam Alkitab mengenai hal ini.
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu
terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan
pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu" (Mat. 5:23-24). "Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia
mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali" (Mat.
18:15). Jika Anda menyinggung saudara Anda dan Tuhan mengingatkan
Anda akan hal itu, Anda harus berinisiatif untuk mencari dan
kemudian meminta maaf kepadanya. Jika sebaliknya, seseorang
menyinggung Anda, Anda tetap harus berinisiatif untuk menemuinya dan
meluruskan masalahnya. Dalam kedua situasi itu, Anda harus menjadi
orang pertama pertama mengambil inisiatif!

Tentu saja hal itu adalah salah satu hal yang paling sulit untuk
dilakukan. Apalagi jika yang harus melakukannya adalah seorang
pemimpin. Beberapa misionaris bercerita kepadaku tentang perjuangan
mereka untuk melakukan hal itu selama mereka berada di ladang misi.
Gengsi adalah halangan terbesar. Saat mereka mau mengesampingkan
gengsi mereka dan mengambil inisiatif, Tuhan memberi mereka
sukacita, kelegaan, dan berkat.

Salah satu taktik setan adalah membuat pemimpin bepikir bahwa jika
ia merendahkan hatinya dan menghampiri bawahannya untuk meminta maaf
atau meluruskan masalah, bawahan itu akan memandang rendah dirinya.
Namun, hal seperti itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Saat
pemimpin mau merendahkan hatinya dan mengambil inisiatif, pemimpin
telah melakukan hal yang terbaik, dan orang lain tahu itu. Biasanya,
pemimpin yang seperti itu akan memiliki pengikut setia, sahabat, dan
penolong yang setia dalam pekerjaan.

Bidang ketiga di mana kita bisa berinisiatif adalah saat kita
mencari pengetahuan. "Rancangan di dalam hati manusia itu seperti
air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya" (Mzm.
20:5). Pekerjaan seorang pemimpin itu kompleks dan ia tidak mungkin
tahu semuanya. Maka dari itu, ia harus mencari orang yang pandai dan
belajar dari mereka.

Lagi-lagi, gengsilah yang menjadi penghalang. Saya ingat hal seperti
ini pernah saya alami. Saya dipindahtugaskan dari ladang misi ke
sekretariat pusat organisasi misi. Saya tidak berpengalaman bekerja
di sekretariat pusat, jadi saya tidak yakin akan sanggup. Saya ada
dalam sebuah rapat komite yang mendiskusikan hal yang tak banyak
saya ketahui. Namun, saya ragu untuk mengakuinya dan bertanya. Saya
pikir orang-orang yang di sana mengira saya adalah orang yang
pandai. Saya sangat yakin pada saat itu bahwa bertanya hanya akan
membuat saya tampak bodoh. Jadi, saya tidak bertanya.

Dari waktu ke waktu, saya terus diundang ke pertemuan komite
keuangan. Setelah berbulan-bulan, saya baru menyadari bahwa saat
mereka mengatakan I.R.S., mereka sedang membicarakan orang-orang
pajak! Bayangkan saja, peran saya pasti penting dalam komite itu.
Seandainya dari dulu saya mengesampingkan gengsi saya dan
berinisiatif untuk bertanya, saya mungkin dapat lebih berguna.
Pemimpin tidak boleh melakukan hal seperti yang saya lakukan.
Pemimpin harus mengesampingkan gengsi dan dengan aktif mencari
informasi yang ia butuhkan untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan
baik. Ia harus bertanya. Ia harus mau belajar dari orang lain.

Inisiatif diartikan sebagai semangat yang dibutuhkan untuk memulai
sesuatu. Bagaimana seorang pemimpin bisa mendapatkan semangat
seperti itu? Bagaimana seseorang bisa menjadi seseorang yang memulai
sesuatu? Satu-satunya hal yang dapat ia lakukan hanyalah melatih
dirinya untuk berpikir ke depan. Seorang pemimpin digambarkan
sebagai seseorang yang melihat lebih banyak, melihat lebih jauh
daripada orang lain, dan mereka juga melihat sesuatu sebelum orang
lain melihatnya.

Jika seseorang melatih dirinya untuk berpikir ke depan, ia akan
mendapat dua dampak positif bagi pekerjaannya. Pertama, ia akan
terhindar dari masalah. Ia akan menghindari perangkap dan lubang
dalam jalannya. Ia dapat bertanya kepada dirinya sendiri, "Jika kita
melakukan hal itu, apa yang akan terjadi? Lalu, apa hasilnya? Saat
kita melakukan hal itu, apakah yang kita lakukan akan menghasilkan
sesuatu yang kita harapkan? Jika tidak, lebih baik kita tidak usah
melakukannya." Kedua, dengan berpikir ke depan, seseorang dapat
menentukan tujuannya dan kelompoknya. Ia kemudian dapat
menimbang-nimbang cara terbaik untuk meraih tujuannya itu dan mulai
bertindak untuk mencapai tujuan.

Semua itu harus diiringi dengan doa dan pembacaan firman Tuhan. Jika
tidak, seorang pemimpin mungkin saja dipimpin oleh pemahamannya
sendiri atau merencanakan sesuatu menggunakan hikmat duniawi sebagai
penuntunnya. Pemimpin harus ingat bahwa kebenaran itu ada pada Yesus
Kristus. Buku-buku manajemen kepemimpinan sekular memang membantu,
namun sumber dasar kita adalah Allah. "Sebab yang bodoh dari Allah
lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah
lebih kuat dari pada manusia" (1Kor. 1:25).

Senin, 10 Desember 2007

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Posted by WAHYU KRISNANTO 18.57, under | No comments


Konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah mulai dikenalkan oleh pemerintah sejak awal tahun 1980-an melalui istilah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam membangun serta menjaga lingkungan dimana mereka berada.
Untuk mensukseskan gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut kemudian pemerintah membentuk beberapa lembaga akar rumput, LKMD/k, PKK, dan Karang Taruna sebagai wadah dalam mendorong komunitas lokal untuk berpartisipasi dan menjunjung solidaritas bersama. Penggiat pemberdaya masyarakat kebanyakan adalah staf pemerintah atau yang ditunjuk oleh pemerintah yang bekerja sebagai penghubung antara kebijakan serta agenda pembangunan dengan apa yang harus dilakukan oleh komunitas.

MEMAHAMI PARTISIPASI
Dalam berbagai literatur, partisipasi masyarakat dalam pembangunan diinterpretasikan bermacam-macam, diantaranya:
”Partisipasi adalah gerakan masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan, dalam pelaksanaan kegiatan, ikut menikmati hasil dari kegiatan tersebut, dan ikut serta dalm mengevaluasinya.”(Upholf,1992).
”Partisipasi adalah suatu proses dimana sebagai pelaku (stakeholders) dapat mempengaruhi serta membagi wewenang dalam menentukan inisiatif-inisiatif pebangunan, keputusan serta pengalokasian berbagai sumber daya yang berpengaruh terhadap mereka.” (Bank Dunia, 1994).
Dari intepretasi diatas dapat ditarik garis besarnya yang kesemuanya menekankan tentang hak yang dimilki masyarakat untuk dapat terlibat secara demokratis dalam ikut menentukan berbagai hal yang menyangkut kehidupannya. Artinya bahwa masyarakat emilikli hak hak untuk berperan dalam perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dari pembangunan itu sendiri.
Secara sederhana partisipasi adalah alat untuk mewujudkan pengaruh dari individu/kelompok yang selama tidak dianggap/diperhitungkan dalam perumusan sera penetapan kebijakan publik.

TINGKAT PARTISIPASI
Untuk membedakan antara satu bentuk dengan lainnya, partisipasi dapat dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu:
 Pertama, Manipulasi yaitu tingkat partisipasi yang terendah dan dapat dikategorikan sebagai tidak adanya partisipasi. Dalam tingkat ini, partisipasi difungsikan sebagai kesempatan untuk memaksakan kehendak pihak yang lebih berkuasa.
 Kedua, penyebarluasan informasi dimana berbagai pelaku telah diinformasikan mengenai hak, tanggung jawab, dan pilihan mereka, namun partisipasi dalam tingkat ini difungsikan sebagai komunikasi satu arah dan tidak terbuka kesempatan untuk bernegosiasi dan menyatakan pendapat.
 Ketiga, konsultasi yaitu tingkat partisipasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah dan pelaku dapat mengekspresikan pendapat dan pandangannya, tetapi tidak ada jaminan bahwa masukan-masukan mereka akan digunakan.
 Ke-empat, membangun kesepakatan, yaitu dimana berbagai pelaku berhubungan untuk dapat saling memahami antara satu dengan yang lainnya, bernegosiasi dan berkompromi terhadap bermacam hal yang paling diterima oleh semua.
 Kelima, pengambilan keputusan, yaitu dimana konsensus dihasilkan berdasarkan kesepakatan bersama dan terjadi pembagian tanggung jawab antara berbagai pelaku yang terlibat.Dalam tingkat ini, negosiasi dilakukan secara bertahap untuk memberikan kesempatan kepada seluruh pelaku dalam menyuarakan aspirasinya.
 Ke-enam, kemitraan, yaitu suatu hubungan kerja yang sinergis diantara berbagai pelaku untuk mewujudkan tujuan yang disepakati bersama. Di tingkat ini, para pelaku melakukan pembagian tanggung jawab serta resiko dari konsensus yang mereka hasilkan.

ALASAN DIBUTUHKAN PARTISIPASI DAN HAMBATANNYA

Posted by WAHYU KRISNANTO 01.35, under | No comments




ALASAN DIBUTUHKANNYA PARTISIPASI
Partisipasi yang sedang dituntut saat ini adalah merupakan suatu proses perubahan, dimana dari perubahan tersebut ada pihak yang menginginkan dan ada yang menolak. Dari kedua belah pihak masing-masing memiliki alasan tersendiri untuk mendukung argumentasi mereka.
Di bawah ini beberapa argumen dari pihak yang mendukung partisipasi antara lain:
1. Efisien: partisipasi dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan pembangunan, dimana sumberdaya serta kemampuan lokal dapat dipergunakan untuk menghindari tingginya biaya penggunaan sumberdaya dan kemampuan yang berasal dari luar. Jika masyarakat dilibatkan dari awal, maka kepentingan dan kebutuhan mereka akan dapat terpenuhi pada saat perencanaan dimana perubahan dapat lebih mudah dilakukan dibandingkan pada akhir proses dimana perubahan akan berdampak pada biaya serta waktu.
2. Efektif: partisipasi dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan pembangunan, karena dengan terlibatnyamasyarakat lokal yang lebih memahami kondisi, potensi sert permasalahan, maka kebutuhan lokal pun akan lebih teridentifikasi.
3. Menjalin kemitraan: partisipasi dapat mendorong terwujudnya kemitraan antara berbagai pelaku pembangunan dengan didasarkan pada rasa saling percaya, sehingga dialog dan konsensus akan terwujud untuk meraih tujuan yang disepakati.
4. Memberdayakan kapasitas: partisipasi dapat meningkatkan kapasitas para pelaku khususnya dalam melakukan negosiasi dan pengelolaan pembangunan.
5. Memperluas ruang lingkup: partisipasi dapat memperluas ruang lingkup dari kegiatan pembangunan, dimana masyarakat akan memahami tanggung jawabnya dan akan berusaha mengembangkan aktifitas pembangunan tersebut.
6. Meningkatkan ketepatan kelompok sasaran: partisipasi akan meningkatkan ketepatan dalam mengidentifikasi kelompok sasaran dari berbagai program pembangunan.
7. Berkelanjutan: partisipasi akan mendorong berkelanjutannya berbagai aktifitas pembangunan, karena masyarakat akan mempunyai rasa memiliki dan ikut serta menjaga proses maupun hasil dari pembangunan itu sendiri.
8. Pemberdayaan kelompok marginal: partisipasi akan meningkatkan status maupun kualitas hidup dari kelompok marginal (miskin, perempuan, dan minoritas) yang selama ini terlupakan, karena mereka akan memiliki kesempatan untuk dapat mengambil peran dalam menentukan kegiatan pembangunan yang tepat untuk mereka.
9. Meningkatkan akuntabilitas: partisipasi bila dilakukan secara sungguh-sungguh akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Sedangkan argumen umum yang digunakan oleh pihak yang tidak menghendaki adanya partisipasi adalah tingginya biaya yang diperlukan dan lambatnya proses pengambilan keputusan.

HAMBATAN PARTISIPASI
Pelaksanaan konsep partisipasi tidak semudah yang dibayangkan, meskipun kelihatannya sederhana. Dari mulai struktur maupun sistem peerintahan sampai dengan kapasitas pelaku, ikut berkontribusi dalam menentukan berhasil atau tidaknya partisipasi. Dapat diprediksi bahwa untuk menjalankan proses partisipasi akan menghadapi berbagai hambatan. Beberapa hambatan yang dapat diidentifikasi diuraikan dibawah ini.
 Pertama, minimnya rasa saling percaya antara pelaku. Kepercayaan terhadap kemauan maupun kemampuan sesama pelaku merupakan dasar dari dialog dan kerjasama yang mereka lakukan. Jika tidak ada rasa saling percaya maka dapat dikatakan dari awal bahwa proses partisipasi tidak akan berdampak positif terhadap pengelolaan pembangunan.
 Keduan, perbedaan kepentingan yang tidak dapat dikompromikan. Ketika setiap pelaku, kelompok, maupun individu tidak mau ataupun mampu berkompromi dalm menyesuaikan kepentingan-kepentingan mereka, maka hal tersebut akan menghambat proses partisipasi.
 Ketiga, perbedaan posisi tawar (bargaining powers) masing-masing pelaku. Agar dialog dan kerjasama dapat dilakukan secara demokratis dan menghasilkan konsensus yang disepakati bersama, maka para pelaku harus memiliki posisi tawar yang seimbang. Jika terjadi dominasi dari suatu kelompok ataupun dari pelaku kepada lainnya, menyebabkan manfaat dari proses parisipasi tidak akan mampu dirasakan oleh setiap pelaku.
 Ke-empat, perbedaan persepsi diantara para pelaku mengenai bentuk, mekanisme, serta partisipasi itu sendiri. Dengan tidak adanya kesepahaman diantara masing-masing pelaku mengenai hal-hal tersebut, maka yang akan terjadi adalah ketidakjelasan tujuan dari proses partisipasi yang mereka jalani.
 Kelima, minimnya transparasi. Bila masing-masing pelaku tidak mampu bersikap terbuka (transparasi), maka tidak mungkin untuk mengharapkan timbulnya rasa saling percaya.
 Ke-enam, ketidakmampuan dalam mengorganisasikan partisipasi. Bila proses partisipasi tidak dikelola dengan baik dan tidak didukung oleh ketersediaan dana yang memadai, maka proses partisipasi akan terkesan sebagai kegiatan yang mubazir.
 Ketujuh, kurangnya kemauan politik (polotical will) dari pemerintah. Bila pemerintah dan legislatif secara politis kurang mendukung dan tidak serius dikarenakan kekhawatiran bahwa kekuasaan dan pengaruh mereka akan berkurang, maka partisipasi yang setengah-setengah ini akan mengakibatkan timbulnya rasa frustasi dari para pelaku lainnya yang terlibat.

Rabu, 05 Desember 2007

KELUHAN TIKUS KECIL

Posted by WAHYU KRISNANTO 07.40, under | No comments

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak
" Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkat tikus"
Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.
" Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata
" Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.
Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing.
Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman.
Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan.
Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

REFLEKSI
Kalau suatu hari kita mendengar seseorang mengeluh atau dalam kesulitan, jangan sekali-kali merasa bahwa itu bukan urusan kita. Beri pendampingan pada mereka sebatas pada permasalahan yang mereka hadapi. Pikirkan sekali lagi

Segelas Susu

Posted by WAHYU KRISNANTO 07.35, under | No comments

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan
dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa
sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah
berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang
wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia
hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan
berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia
membawakan segelas besar susu.

Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "Berapa
saya harus membayar untuk segelas besar susu ini?"

Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami
mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu
menambahkan.

Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata:"Dari dalam
hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat
kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka
akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis
yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Horward Kelly dipanggil
untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si
wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.

Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju
kamar si wanita tersebut. Dan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si
wanita itu. Ia langsung mengenali itu pada sekali pandang. Ia kemudian
kembali keruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik
untuk menyelamatkan nyawa wanita itu.

Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita
itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh
kemenangan....Wanita itu sembuh!!

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh
tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly
melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan
kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa
Ia tak akan mampu menbayar tagihan tesebut walaupun harus dicicil seumur
hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada
sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan
tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.."Telah dibayar lunas dengan
segelas besar susu!!" tertanda, Dr Horward Kelly.

Air mata kebahagian kehilangan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan,
terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan
tangan manusia."

Senin, 03 Desember 2007

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL BERSAMA MUHAMAD YUNUS

Posted by WAHYU KRISNANTO 21.07, under | No comments

Muhamad Yunus membongkar pandangan tentang kebodohan dan kemalasan, kutukan dan ketidakmungkinan ciptaan sistem ekonomi-politik, budaya, dan birokrasi, yang membuat orang miskin tetap miskin, tetapi kemiskinan menjadi proyek utang.

Ia percaya tesis besar kapitalisme tentang sistem ekonomi yang kompetitif, tetapi menolak ketamakan. Ia menyodorkan konsep kewirausahaan sosial, yang terbukti membawa perubahan multidimensi bagi kaum miskin, khususnya perempuan.

Mohammad Yunus (67) adalah orang besar. Bukan hanya karena penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006, tetapi terutama karena berani membongkar keangkuhan di dalam dirinya, dengan mengakui bahwa teori-teori ekonomi yang ia ajarkan di ruang kelas kosong di hadapan kelaparan dan kemiskinan yang mencekik. Ia adalah orang besar karena mau belajar dari orang miskin.

Perjalanannya untuk membuktikan bahwa orang miskin bukan beban adalah perjuangan yang heroik. Ia membongkar seluruh arogansi yang menempelkan stigma, mendiskriminasi, dan mengintimidasi orang miskin.

Ia mendefinisikan konsep pembangunan sebagai proses perubahan yang kompleks, dan meyakini pembangunan akan mandek kalau orang miskin dibiarkan pada posisi penerima sedekah. Ia membongkar kepalsuan tentang pelatihan dari pihak pemberi utang.

“Orang-orang miskin itu cerdas. Yang dibutuhkan hanya akses,” ujarnya ketika menjelaskan mengenai program Grameen Bank untuk pengemis tahun 2003, dalam ceramah pada forum terbatas di Kantor Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jakarta, Kamis (9/8) siang. Ia percaya sedekah akan merampas insentif orang miskin, mengerdilkan kreativitasnya, dan merampas harga diri mereka.

Sekitar 100.000 pengemis kini bergabung dengan program bebas bunga, bisa membayar kapan saja dan berapa saja, dan 5.000 di antaranya sudah berhenti mengemis. “Orang miskin itu seperti bonsai. Ibarat menanam bibit terbaik dari pohon tinggi di pot kembang sehingga pohonnya tidak tumbuh baik.”

Ia meyakini, kemiskinan diciptakan oleh struktur, kebijakan dan sistem di masyarakat. “Yang diperlukan adalah lingkungan yang memungkinkan kreativitasnya berkembang,” lanjutnya.

Kredit mikro tanpa agunan yang dimulai sejak 32 tahun lalu di satu desa itu kini berkembang ke 78.658 desa dengan 7,21 juta nasabah, 97 persennya perempuan. Stafnya berkembang dari tiga menjadi 23.345.

Uang yang berputar secara kumulatif berjumlah sekitar enam miliar dollar AS, 80 persen keluarga miskin sudah dijangkau program kredit mikro bank yang tidak lagi menerima bantuan dari donor sejak tahun 1995. Dalam wawancara setelah acara usai, ia mengatakan, bank milik kaum miskin itu mempunyai 25 perusahaan di bawah nama Grameen.

WIRAUSAHA SOSIAL
Bisnis wirausaha sosial atau social business entrepreneurship (SBE) adalah hasil pergulatan panjang Yunus. SBE berbeda dengan corporate social responsibility (CSR) yang dipromosikan korporasi pemburu laba.

Dasar SBE adalah kesadaran sosial, bukan maksimalisasi laba. Kalau ruang untuk kesadaran sosial itu dibuka, banyak persoalan sosial bisa diatasi dan kehidupan bisa diarahkan ke taraf perdamaian, kesetaraan, keadilan serta kreativitas yang lebih tinggi.

Namun, ia tidak mengatakan bahwa SBE memberikan jawaban bagi semua masalah sosial. Ia percaya pada tahapan-tahapan. Ketika membuat Grameen Bank pun, ia tak punya cetak biru. Setiap langkah menuntunnya ke langkah berikutnya. Ia menikmati perjalanan itu sehingga sulit berhenti. Ia yakin suatu program baru diketahui hasilnya kalau sudah dicoba.

Menurut Anda apa pengusaha akan tertarik dengan ide itu?
Saya kira akan banyak pengusaha tertarik, juga orang-orang biasa karena setiap orang punya dimensi lebih luas dari sekadar menjadi mesin pencari uang. Beri mereka ruang untuk mengekspresikannya. Misalnya seseorang yang prihatin pada nasib anak-anak di jalanan, lalu ia memberi 100 dollar ke bisnis sosial. Perusahaan membantu anak-anak agar tak berkeliaran lagi. Investasi itu bisa diambil lagi karena ini bisnis, bukan sedekah. Saya juga bilang mengapa tidak membuat pasar saham sosial.

Bagaimana di Banglades?
Baru di tingkat gagasan karena Banglades belum merupakan pasar yang besar untuk itu. Yang dapat dilakukan sekarang adalah membuat bursa saham sosial di internet, lalu kita listing misalnya dua bisnis sosial di Indonesia, lima di China, 20 di India, 10 di Banglades. Kita lihat apa yang terjadi.

Bagaimana posisi Grameen dalam sistem ekonomi dunia ?
Sistem keuangan saat ini tidak lengkap dan eksklusif karena hanya melayani sebagian orang. Sebagian besar lainnya tidak teraih tanpa alasan apa pun. Kami sudah membuktikan ada sistem keuangan untuk orang miskin yang berkelanjutan.

Kita butuh uang untuk mendapat uang, tetapi tidak ada sistem untuk mendapatkan uang pertama. Jadi, orang tetap tergantung pada yang lain. Itu sebab utama mengapa orang tetap miskin. Mereka tak dapat menggunakan tenaga dan kapasitasnya. Yang dibutuhkan hanya bantuan supaya kemampuan itu muncul.

Isunya adalah kepercayaan....
Sistem sekarang didasarkan pada ketidakpercayaan. Kita dilatih untuk tidak percaya kepada orang lain. Kalau ingin dapat pinjaman akan dilihat dulu berapa kekayaan Anda, lalu ada perjanjian-perjanjian hukum. Asumsinya, penerima kredit tidak mengembalikan pinjamannya. Jadi, harus disiapkan sesuatu.

Kegiatan kami didasarkan pada kepercayaan. Kami yang datang pada mereka, bukan sebaliknya, karena setiap kantor, sesederhana apa pun, adalah ancaman bagi orang miskin dan buta huruf. Orang yang datang minta bantuan selalu pada posisi lebih lemah.

Kegiatan Anda dicurigai oleh kelompok kiri dan kanan.… Sesuatu yang baru selalu mengundang kecurigaan dan itu biasanya terkait dengan kepentingan. Kelompok kiri bilang. Anda membawa kapitalisme ke akar rumput. Jadi, revolusi sosial tak bisa dilakukan.

Membalik asumsi
Kerja paling keras yang dilakukan Yunus beserta timnya adalah membongkar struktur budaya yang menempatkan perempuan miskin di lapisan terbawah penindasan.

Kerja pemberdayaan membuat kegiatan Grameen Bank sempat dituduh bertentangan dengan agama dan merusak budaya purdah, yakni praktik budaya yang memisahkan perempuan dari kegiatan di ruang publik. Dalam buku Banker to the Poor (1998), ia menulis tentang tuduhan mengajak orang pindah agama.

“Dalam sistem budaya yang menyubordinatkan perempuan, pemberdayaan adalah ancaman terhadap otoritas,” jawabnya ketika ditanya mengenai hal itu.

“Perempuan berbisnis dikatakan bertentangan dengan nilai-nilai agama, lalu ditakut-takuti. Kami katakan, istri pertama Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah, adalah saudagar yang berhasil. Sebelum menikahi Khadijah, Nabi bekerja padanya. Kami menggunakan agama untuk mendorong perempuan. Lagi pula mereka berbisnis di rumah.”

Dalam ceramah ia mengatakan, Grameen Bank tidak bertentangan dengan Syariah karena tujuannya bukan laba maksimal. Laba diperlukan untuk biaya operasi dan sisanya dikembalikan untuk berbagai pelayanan sosial yang terjangkau masyarakat miskin. Nasabah Grameen Bank, kaum miskin itu, adalah pemilik bank itu.

Hasil banyak kajian memperlihatkan setelah perempuan terpapar akses ekonomi, memiliki rekening bank, punya penghasilan, dan menjadi lebih independen, hubungan suami-istri berubah total. Kekerasan dalam rumah tangga jauh berkurang. Banyak perempuan menjadi penghasil utama dalam keluarga. Para suami menaruh respek pada mereka. Anak-anak sekarang bersekolah. Dulu tidak tahu gunanya sekolah.

Namun, Banglades selalu menyimpan persoalan sosial yang serius karena 40 persen wilayahnya terletak satu meter di bawah permukaan laut dan kenaikan permukaan laut rata-rata tiga milimeter per tahun sejak 30 tahun lalu.

“Tentang tuduhan mempromosikan kapitalisme AS, sekarang Vietnam adalah salah satu promotor kredit mikro. Kami ditunjuk menjadi penasihat gubernur di Provinsi Hainan, diundang ke Provinsi Sechuan, dan Mongolia. Jadi, bukan soal AS atau China. Sistem ini bekerja untuk rakyat. Itu sebabnya saya berada di Indonesia,” lanjutnya.

Anda pernah ke Indonesia ?
Saya ke Indonesia tahun 1991 dan 1992 karena diundang lembaga pelatihan Bank Indonesia. Mereka membawa saya ke berbagai tempat di mana program kredit mikro berjalan. Proyek itu namanya Karya Usaha Mandiri.

Mengapa sistem seperti Grameen Bank tak bisa berjalan di Indonesia?
Sebenarnya ada beberapa program serupa, seperti yang saya kunjungi di Bogor kemarin. Alasan mendasarnya adalah tidak ada sumber dana meskipun mereka punya kemampuan dan tahu bagaimana melakukannya. Di Banglades kami menciptakan wholesale fund yang bisa dipinjam oleh NGO. Saya bilang ke pengusaha di kamar dagang dalam pertemuan tadi (Kamis, 9/8) pagi, mengapa tidak menciptakan dana seperti itu, mengapa harus menunggu pemerintah.

Dana itu bukan derma. Anda meminjamkan. Ini satu cara. Cara lain adalah undang-undang baru supaya bisa membuat bank untuk kredit mikro.

Banjir Perhatian
Muhammad Yunus tampak bersahaja meskipun lebih dari 250 lembaga di hampir 100 negara mengadopsi program kredit mikro berdasarkan model Grameen Bank yang dia dirikan bersama muridnya tahun 1983.

Grameen, seperti dituturkan Yunus, memberi pinjaman untuk usaha, perumahan, biaya pendidikan, dan usaha mikro. Sejak diperkenalkan tahun 1984, kredit perumahan berhasil mendirikan 640.000 rumah yang dimiliki perempuan.

Bagaimana penghargaan Nobel memengaruhi Anda?
Penghargaan ini memberi pengaruh sangat besar. Sebelum Nobel saya menerima banyak penghargaan bergengsi, tetapi tidak pernah mendapat liputan di media massa karena mungkin pembaca tidak terlalu tertarik.

Penghargaan Nobel berbeda. Begitu penerimanya diumumkan, setiap surat kabar di dunia memuat berita tersebut di halaman pertama dengan foto dan memberitakan mengapa orang tersebut menerima penghargaan Nobel. Penerima penghargaan ini mendapat banjir perhatian dari seluruh dunia.

Saat perhatian dunia begitu besar, kami coba mengartikulasikan yang kami rasakan dan mengatakan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan bantuan media, hal tersebut dapat disampaikan kepada banyak orang dan mendapat perhatian penuh dari masyarakat bahwa ada isu sangat penting, yaitu kemiskinan, layanan keuangan, masalah lingkungan, semua merupakan satu kesatuan.

Kami dengar Anda ingin mencalonkan diri menjadi presiden?
Tidak, tidak.... Januari lalu, karena situasi di Banglades semua macet, korupsi, dan lain-lain, orang mengatakan, “Kalau kamu masuk ke politik, setiap orang akan mendukung dan kita akan memiliki politik yang lebih bersih, pemerintahan yang lebih bersih.” Situasi darurat saat itu membuka peluang ini.

Lalu saya katakan, “Baiklah, saya akan masuk politik dan bikin partai.”

Selama dua bulan di sana saya melihat kesulitan-kesulitannya dan situasi yang tidak memungkinkan. Lalu saya katakan, “Ini bukan saat yang tepat untuk saya dan saya tidak ingin berada di dalamnya.” Jadi, saya mundur dari politik dua bulan kemudian, pada bulan Maret.(Ninuk MP/Maria Hartiningsih